Sabtu, 18 Mei 2013

Bakteriologi II


Bakteri Coliform
Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerob dan anaerob fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. adanya bakteri koliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu: (1) koliform fekal misalnya Escherichia coli dan (2) koliform non fekal misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang sudah mati. Jadi, adanya Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung pathogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml. untuk mengetahui jumlah koliform di dalam sampel digunakan metode Most Probable Number (MPN), pemeriksaan kehadiran bakteri koli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium lactose broth yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung Durham (tabung kecil yang letaknya terbaik, digunakan untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas).
Sumber:
Widiyanti, Ni Luh Putu Manik dan Ni Putu Ristianti. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali.
Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan untuk menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga (Presumtive Test), uji penguat (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed Test) (1).
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang berisi Lactose Broth dan tabung Durham diinokulasikan dengan sampel air untuk menguji apakah air tersebut mengandung bakteri yang bisa memfermentasikan laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas timbul pada Lactose Broth, diduga ada bakteri koliform di sampel air tersebut (2).
Uji penduga merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam tabung Durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuknya asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif, maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 35oC.jika dalam waktu 2 x 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN (3).
Hasil uji penduga dilanjutkan dengan uji penguat. Dari tabung yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara aseptic dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok koliform lainnya (3).
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji pelengkap untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan jarum inokulasi secara aseptic. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan koli dari bakteri golongan koli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat duplo, dimana satu seri diinkubasi pada suhu 37oC (untuk golongan koli) dan satu seri diinkubasi pada suhu 42oC (untuk golongan koli fekal), bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh baik pada suhu 42oC, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik pada suhu 42oC (3).
Sumber:
1.      CAWST. 2005. Most Probable Number.
2.      Anonymous. 2006. Presumptive Test.
3.      Widiyanti, Ni Luh Putu Manik dan Ni Putu Ristianti. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali

URINOMETRI


Urinometri
  • Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bobot jenis (bj) suatu zat menggunakan urinumeter dan menentukan molaritas zat dengan cara interpolasi. Teori SingkatBobot jenis (bj) adalah rasio massa dari suatu benda atatu zat dengan massa air pada volume yang sama pada 4oC atau dapat pula pada temperatur lain yang ditntukan sendiri.  Penentuna bobot jenis dapat dilakukan dengan berbagi cara, salah satunya yaitu dengan cara hidrometer. Di laboratorium klinik, bj urine diukur dengan hidrometer yang dikenal dengan urinometer.        Urinometer adalah hidrometer untuk penentuan bobot jenis dari urine dan ditera khusus untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki skala 1.0000-1.0060 (tiga desimal) dan umumnya dipergunakan pada temperatur 60oF atau 15,5 oC.Bila temperatur cairan yang akan dikur bukan 15,5oC, maka harus diadakan koreksi. Koreksi tersebut dilakukan dengan jalan menambah angka satu pada angka ketiga bi belakang koma untuk setiap 3di atas temperatur peneraan atau mengurangi 1 angka pada angka katiga di belakang koma untuk setiap 3 o di bawah temperatur peneraan.  tk-tpRumusnya sebagai berikut : FK=                        x 0,001   3FK = faktor koreksiTk = temperatur cairan yang diukurTp = temperatur peneraan (tetera di urinometer) Penem=ntuan molar pada suatu zat dapat pula dilakukan dengan cara membandingakn suatu deret larutan yang sudah diketahui molar dan bobot jenisnya. Dengan mengukur bobot jenis larutan yang akan dicari molarnya dan ditentukan dengan cara interpolasi, maka molar zat yang akan dicari bisa ditentukan. Molaritas Zat                                        Bobot JenisA                                                         aX                                                         xB                                                          b  x-aJika :               x (B-A) = n, maka X = A+n b-a Alat dan Bahan Alat :                                                                                       Bahan:1.     Gelas Ukur                                                                   1. Larutan NaCl 8 % 0.5 M
2.     Urinometer                                                                   2. Larutan NaCl 8 % xM
3.     Termometer                                                                  3. Akuadestilata
4.     Pengaduk Kaca
 Cara Kerja1.     Larutan NaCl 8 % 0.5 M dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak 100 mL, lalu ditentukan bobot jenisnya dengan urinometer.
2.     50 ml dari 100 mL larutan NaCl pada butir 1 diambil dan diencerkan sampai 100 mL dan ditentukan kembali bobot jenisnya.
3.     50 ml dari 100 mL larutan NaCl pada butir 2 diambil dan diencerkan sampai 100 mL dan ditentukan kembali bobot jenisnya
4.     Larutan Nacl xM yang akan ditentukan molaritasnya diambil sebanyak 100 mL dan ditentukan bobot jenisnya.
5.     Molaritas larutan NaCl xM ditentukan dengan cara interpolasi.
 Hasil dan Pembahasan Penentuan bobot jenis dari suatu zat dalam hal ini glukosa 0.5 M dan glukosa dan x M penentuan koifisien molaritas zat dengan cara interpolasi dilakukn secara bertahap  dari percobaan itu diperolah data  :

Molaritas Larutan
Bobot Jenis Pengukuran

Faktor Koreksi
Bobot Sesungguhnya
(8%)
1.052
0.003
1.055
(4%)
1.020
0.003
1.023
(2%)
1.012
0.0026
1.014
X %
1.018
0.0026
1.020
Dari data di atas, konsentrasi larutan glukosa mempengaruhi bobot jenis pengukuran faktor koreksi dan bobot sesungguhnya.  Semakin besar molaritasnya, semakin bersar pula bobot jenis pengukuran dan bobot sesungguhnya dari glukosa. Namun secara periodic, berdasarkan table data faktor koreksi berubah tiap pengurangan seperempat dari molaritas larutan.Faktor koreksi deperoleh dari rumus [(tk-tp):3]x0.001. Sedangkan bobot sesungguhnya diperoleh dari penambahan faktor koreksi dengan bobot jenis pengukran.Untuk menghitung molaritas larutan glukosa yang belum diketahui konsentrasinya, dilakukan dengan cara interpolasi dengan menggunakan rumus:n = {(x-a):(b-a)}x (B-A)di mana A = 0.04; B = 0.02; a = 1.023; b = 1.014; x = 1.020n          = {(1.020-1.023):(1.014-1.023)}x (0.02-0.04)= -0.006dan X   = A+nX         = 0.04 + (-0.006)= 0.034= 3.4 % KesimpulanPercobaan urinometri kali ini adalah untuk menentukan bobot jenis dari glukosa dan molaritas. Diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi larutan berpengaruh kepada bobot jenis dari suatu larutan; semaikn kecil molaritasnya, semakin kecil bobot jenisnya. Dan dari nilai molaritas yang diketahui, dapat pula dicari molaritas yang belum dikatehui.Untuk hasil yang lebih baik, perlu dipastikan kelarutan antara glukosa dengan akuadestilata, yaitu dengan mengaduknya secara lebih


Berat Jenis UrinPrinsip pemeriksaan :Berat jenis urin diukur dengan urinometer dengan skala 1.000 - 1.060 (Berat jenis Ag:1.060 pada suhu 20º celcius) dimana berat jenis urin harus diperhatikan kondisinya terhadap hasil yang diperoleh

Prosedur pemeriksaan :
40 ml urin masukkan gelas ukur
Lepas pelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukur

Pembacaan :
Rumus

Prosedur pemeriksaan : 40 ml urin masukkan gelas ukur Lepas pelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukur
Pembacaan :RumusProsedur pemeriksaan : 40 ml urin masukkan gelas ukur Lepas pelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukurPembacaan :RumusProsedur pemeriksaan : 40 ml urin masukkan gelas ukur Lepas pelan-pelan urinometer ke dalam gelas ukurPembacaan :Rumus : Berat jenis terbaca + (suhu kamar - suhu kamr)/3 x 0,001

contoh aplikasi soal :
Suhu kamar : 33º C
Suhu tera : 20º C
Berat jenis terbaca : 1,011


contoh aplikasi soal : Suhu kamar : 33º C Suhu tera : 20º C

Berat jenis terbaca : 1,011


contoh aplikasi soal : Suhu kamar : 33º C Suhu tera : 20º C Berat jenis terbaca : 1,011

contoh aplikasi soal : Suhu kamar : 33º C Suhu tera : 20º C Berat jenis terbaca : 1,011Berat jenis :
=Berat jenis terbaca + (suhu kamar - suhu kamar)/3 x 0,001
=1,011 + (33-20)/3 x 0,001
=1,015
=Berat jenis terbaca + (suhu kamar - suhu kamar)/3 x 0,001 =1,011 + (33-20)/3 x 0,001 =1,015Categories Pemeriksaan Urinhttp://praktekanalislab.blogspot.com/2012/01/berat-jenis-urin.html